Kelebihan dan
Kekurangan Media Pembelajaran
Ada
beberapa jenis Media Pembelajaran, yaitu :
a. Media
audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetic dan laboratorium bahasa.
b. Media
proyeksi antara lain: film bingkai, proyektor transparasi dan proyektor tak
tembus pandang.
c. Media
tiga dimensi (3D).
d. Media
berbasis manusia.
e. Media
visual.
f. Media
audio-visual.
g. Media
komputer.
h. Media
cetak.
Kelebihan
dan Kekurangan Jenis-jenis Media Pembelajaran:
a. Media
Audio
1).
Radio
Kelebihannya:
a. Dapat
memusatkan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.
b. Harga
relatif murah.
c. Sifatnya
mudah dipindahkan.
d. Bisa
mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
e. Dapat
mengembangkan daya imajinasi anak.
f. Dapat
merangsang partisipasi aktif.
g. Dapat
memusatkan perhatian siswa.
Kekurangannya:
a. Sifat
komunikasinya satu arah.
b. Biasanya
siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrol.
c. Penjadwalan
pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
2).
Alat perekam pita magnetic
Kelebihannya:
a. Memiliki
fungsi ganda yang efektif untuk merekam menampilkan rekaman dan menghapusnya.
b. Pita
rekam dapat diputar berulang-ulang.
c. Rekaman
dapat dihapus secara otomatis.
d. Pita
rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
e. Program
kaset memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa.
Kekurangannya:
a. Daya
jangkau terbatas.
b. Dari
segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang banyak menjadi lebih mahal.
b. Media
Visual
Kelebihannya:
a).
Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran..
b).
Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.
c).
Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
d).
Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi
pelajaran dengan dunia nyata.
Kekurangannya:
a).
Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati.
b).
Pesan atau informasi yang panjang/rumit mengharuskan untuk membagi ke dalam
beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
c).
Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara
elemen-elemen visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secara
bersama-sama.
c. Media
Audio-Visual
Kelebihannya:
a).
Menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak menjadikan
model yang akan ditiru oleh siswa.
b).
Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar
mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.
c).
Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik karena dua unsur media,
yaitu audio dan visual.
Kekurangannya:
a).
Terlalu menekankan pada penguasaan materi daripada proses pengembangannya dan
tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses
pembelajaran.
d. Media
Komputer
Kelebihannya:
a).
Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap berbagai
tanggug jawab managerial yang memakan waktu.
b).
Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai
kebutuhan khusus siswa.
c).
Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat
disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
d).
Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc video
tape dan lain-lain
Kekurangannya:
a).
Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) namun
pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
b).
Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus
tentang komputer.
c).
Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang
tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.
FUNGSI
LABORATORIUM
Menurut Sukarso (2005),
secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1.
Sebagai tempat
untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan
pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2.
Mengembangkan
keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam
mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan
kebenaran.
3.
Memberikan dan
memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek
dalam lingkungn alam dan sosial.
4.
Memupuk rasa
ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5.
Membina rasa
percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang
diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan
dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut :
1.
Laboratorium
sebagai sumber belajar
Tujuan
pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan
dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan
masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan
pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan
ranah keterampilan/afektif.
2.
Laboratorium
sebagai metode pembelajaran
Di
dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode
percobaan dan metode pengamatan
3.
Laboratorium
sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium
sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium
terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan
bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk
melakukan percobaan.
A. Peranan
Laboratorium Sekolah
Berdasarkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru fisika sangat dituntut dalam
kreatifitas membuat alat-alat sederhana yang mampu menjelaskan teori dan konsep
fisika, sesuai dengan peralatan yang ada dan kondisi daerahnya agar
tervisualisasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti siswanya. Untuk itu
peranan laboratorium fisika menjadi sangat penting, karena laboratorium
merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan,
penyelidikan atau penelitian
Adapun
peranan laboratorium sekolah antara lain :
1.
Laboratorium
sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai tempat
untuk memecahkan masalah tersebut.
2.
Laboratorium
sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan menemukan
suatu masalah dan sikap teliti.
3.
Laboratorium
sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk
memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya.
4.
Laboratorium
sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik bersikap
cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
5.
Laboratorium
sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya
(Emha, 2002).
B. Pengelolaan
Laboratorium
Selama
ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana
mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi.
Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada
yang berubah.
MEDIA PEMBELAJARAN
Media dan teknologi telah diasumsikan berbagai kalangan sebagai perangkat yang membutuhkan teknologi tinggi. Orang-orang yang bekerja dengan teknologi pendidikan memiliki kegemaran membuat inovasi, dan selalu melaksanakan inovasinya ke dalam media pembelajaran di lingkungan pembelajarannya. Ketika lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran telah pada fese lembaga yang mengimplementasikan media, hal yang baik adalah lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran tidak ada lagi kebutuhan untuk memotivasi orang untuk menggunakannya. Tantangan lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran ke depan justru bagaimana untuk memotivasi orang untuk menggunakan media secara efektif dan efisien. Media tidak hanya akan mengubah cara pebelajar mau belajar, tetapi juga akan mengubah cara pendidik dan pengajar berpikir tentang mengajar dan belajar.
Teknologi baru kan membuat budaya
baru. Media dan teknologi penuh dengan potensi kreatif dan pada saat yang
sama dengan juga memiliki potensi penyalahgunaan dan bahkan
“pelecehan”. Kehadiran terlihat dari teknologi dalam sebuah lembaga
penyelenggara pendidikan dan pembelajaran tidak selalu menguntungkan mayoritas pebelajar
dan meningkatkan pembelajaran. Hanya dengan paparan media dan teknologi
saja untuk peserta pebelajar tidak cukup. Tidak ada jaminan bahwa belajar
akan berlangsung dengan baik hanya dengan media pembelajaran.
Media seharusnya tidak untuk digunakan hanya tambahan dalam
proses belajar dan pembelajaran. Pengguna media pembelajaran harus mampu
mengeksplorasi kekuatan dan potensi media pembelajaran sehingga proses belajar
dan pembelajaran menjadi yang sangat berharga. Penggunaan media harus
menjadi faktor utama dalam kualitas pembelajaran. Penggunaaan media dan
teknologi pembelajaran secara efektif dan efisien merupakan tantangan dan
peluang bagi pendidik dan pengajar. Jika efektifitas dan efisiensi tidak
dihiraukan, maka hukum dasar yang berlaku untuk penerapan media dan teknologi
untuk belajar dan pembelajaran yaitu media dan teknologi pembelajaran tidak
mengurangi biaya atau meningkatkan hasil bagi siapapun.
1.
MEDIA PEMBELAJARAN BERPUSAT
PADA PEBELAJAR
Tekanan dari berbagai pihak semakin meningkat kepada pendidik dan pengajar untuk memasukkan media pembelajaran dengan teknologi email, web dan multimedia – ke dalam program mereka dan praktek mengajar. Akibatnya pendidik perlu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam desain dan produksi sumber daya multimedia. Ada kebutuhan yang berkembang bagi pendidik untuk memahami proses desain media serta proses desain pendidikan. Namun kerangka desain pembelajaran dalam literatur tampaknya tidak mengakui proses yang mapan desain media pembelajaran. Apapun bisa berubah kecuali yang tetap adalah perubahan itu sendiri
Tekanan dari berbagai pihak semakin meningkat kepada pendidik dan pengajar untuk memasukkan media pembelajaran dengan teknologi email, web dan multimedia – ke dalam program mereka dan praktek mengajar. Akibatnya pendidik perlu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam desain dan produksi sumber daya multimedia. Ada kebutuhan yang berkembang bagi pendidik untuk memahami proses desain media serta proses desain pendidikan. Namun kerangka desain pembelajaran dalam literatur tampaknya tidak mengakui proses yang mapan desain media pembelajaran. Apapun bisa berubah kecuali yang tetap adalah perubahan itu sendiri
Pendidik dan pengajar harus semakin
menyadari awal dari pergeseran paradigma penggunaan media pembelajaran adalah
konteks, peran, pengiriman dan pola pendanaan pendidikan dan
pembelajaran. Pertumbuhan baik jumlah maupun jenis media meningkat seperti
garis eksponensial dalam penggunaan internet, khususnya web sejak tahun 1995
dengan kemampuannya untuk berkomunikasi beberapa media informasi – teks,
gambar, audio, animasi, video – interaktif dan sekarang telah menjadi cara
instan untuk melintasi batas-batas Negara. Toffler (1990) menegaskan
pengamatannya bahwa “apa yang terjadi adalah munculnya sistem yang sama baru
yang menyediakankekayaan pada komunikasi instan, data, ide, dan symbol dll “.
Media pembelajaran baru memungkinkan
perubahan praktik pendidikan dan pembelajaran dengan cara yang sering
digambarkan sebagai “komunikasi fleksibel”, “belajar fleksibel” dan “mediasi
belajar”. Sumber daya yang cukup menawarkan pembelajaran dalam mode fleksibel
untuk lebih pebelajar.
Sebuah alasan yang umum adalah bahwa fleksibel berbasis
internet adalah di mana saja dan kapan saja, pembelajaran harus ditawarkan oleh
lembaga yang
memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran dengan tanpa
batas untuk mempertahankan posisi pendidik dan pengajar. Posisi tersebut
berkaitan dengan memiliki relevansi di pasar global dan keberagaman fasilitas
pada lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran sebagai penyedia yang
kompetitif.
Metodologi industri yang berkembang
saat ini adalah bagaimana informasi dibuat, diakses, disampaikan, dan digunakan
dalam konteks kehidupan yang cepat berubah. Dede (1996) berpendapat bahwa
“untuk berhasil mempersiapkan pebelajar sebagai warga Negara yang produktif,
pendidik dan pengajar harus memasukkan ke dalam pengalaman kurikulum dengan
menciptakan dan memanfaatkan bentuk-bentuk media pembelajaran dengan ekspresi
baru, seperti multimedia. Keterampilan inti untuk tempat kerja saat ini tidak
hanya “mencari makan saja”, tapi pekerjaan membutuhkan penyaringan sejumlah
besar informasi yang masuk, kemudian mengelola informasi dan bermuara dalam
mengeksekusi kebijakan atau tindakan berdasarkan informasi. Sehingga konteks
ini bersifat memperluas definisi media pembelajaran yang bersifat tradisional dan
retorika agar menjadi pengalaman berpusat pebelajar dengan berinteraksi dengan
informasi sangat penting untuk mempersiapkan pebelajar untuk berpartisipasi
penuh dalam masyarakat abad ini.
Kurikulum pendidikan terus berubah
dari informasi teks yang berpusat pada guru dan ujian tertulis dan perangkat
laiinya telah berubah dengan memposisikan pebelajar sebagai peserta aktif dalam
proses pencarian, pengorganisasian, analisis, menerapkan dan menyajikan
beberapa media informasi dengan cara baru untuk mengatasi masalah dan
menyelesaikan serangkaian masalah. Hasil belajar bukan dalam bentuk ukuran
nilai. Hasil belajar merupakan kapasitas pebelajar untuk menangani secara
independen dengan informasi baru dalam berbagai konteks dalam berbagai bentuk
dengan menggunakan berbagai media pebelajar.
Pebelajar bijaksana di era sekarang
akan mencari dan bersedia membayar biaya pembelajaran yang mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan yang membutuhkan informasi untuk menjadi pengusaha
bukan sebagai pekerja. Berbagai Universitas dan entitas virtual lainnya
(di dunia maya) mulai memberikan penawaran kualitas dan akan mengambil alih
pebelajar dari lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran yang masih
bersifat tradisional.
Tuntutan budaya, politik, ekonomi
dan kelembagaan yang meningkat telah menuntut pendidik dan pengajar untuk
memanfaatkan media komunikasi baru melalui email, web dan multimedia dalam
kaitannya dengan belajar dan pembelajaran. Kurikulum yang fleksibel
berkembang menjadi pengalaman dimediasi jika dikembangkan dan dimoderatori oleh
fasilitator pendidik dan pengajar yang handal. Ada kebutuhan yang sangat
nyata bagi pendidik dan pengajar untuk memahami proses desain media generik dan
untuk mengembangkan keterampilan dalam menghasilkan sumber daya multiple-media
pembelajaran.
2. PERGURUAN
TINGGI DAN PENYEDIA LAYANAN DI INTERNET
Perguruan Tinggi di seluruh dunia sebagian besar mulai tergantung pada teknologi informasi dan komunikasi untuk melayani kebutuhan kegiatan belajar dan pembelajaran. (Wing Lai : 2011) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mendukung pergeseran praktek-praktek budaya dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Penggunaan teknologi informasi juga untuk lebih memenuhi kebutuhan abad ke-21 pengguna dari kalangan akademisi pendidikan tinggi. Teknologi informasi dan komunikasi digital dapat memberikan pengalaman belajar lebih aktif dan fleksibel dengan mengadopsi pendekatan pedagogis partisipatif dan dengan memadukan pembelajaran formal dengan pembelajaran informal. Berbagai keunggulan dan kekurangan merupakan paket yang dirasakan sebagai resiko penggunaan teknologi. Salah satu paket tersebut adalah pengadaan dan pemeliharaan berbagai hardware dan software secara khusus memerlukan investasi berkelanjutan dan keterampilan sumber daya untuk mendukung keberlangsungan teknologi.
Perguruan Tinggi di seluruh dunia sebagian besar mulai tergantung pada teknologi informasi dan komunikasi untuk melayani kebutuhan kegiatan belajar dan pembelajaran. (Wing Lai : 2011) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mendukung pergeseran praktek-praktek budaya dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Penggunaan teknologi informasi juga untuk lebih memenuhi kebutuhan abad ke-21 pengguna dari kalangan akademisi pendidikan tinggi. Teknologi informasi dan komunikasi digital dapat memberikan pengalaman belajar lebih aktif dan fleksibel dengan mengadopsi pendekatan pedagogis partisipatif dan dengan memadukan pembelajaran formal dengan pembelajaran informal. Berbagai keunggulan dan kekurangan merupakan paket yang dirasakan sebagai resiko penggunaan teknologi. Salah satu paket tersebut adalah pengadaan dan pemeliharaan berbagai hardware dan software secara khusus memerlukan investasi berkelanjutan dan keterampilan sumber daya untuk mendukung keberlangsungan teknologi.
Negara berkembang di kawasan Asia
Tenggara semakin menyadari peran penting Perguruan Tinggi dalam meningkatkan
sumber daya melalui penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Hong dan
Songan: 2011) Sistem pendidikan tinggi di wilayah Asia Tenggara semakin
memanfaatkan TIK dalam menangani tantangan yang timbul. Adapun
tantangannya adalah 1) apa dan bagaimana siswa belajar, 2) kapan
dan di mana mahasiswa belajar, dan 3) cara-cara untuk mengurangi
biaya pendidikan. Negara-negara di Asia Tenggara berada pada tahap
perkembangan yang berbeda dengan negara maju dalam penggunaan Teknologi
Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan di Perguruan Tinggi. Dengan
demikian, berbagi pengalaman dalam penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi dalam pendidikan tinggi sangat penting bagi dosen dan pengelola yang
berada di garis depan pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan
aktifitas belajar dan pembelajaran.
Teknologi pada sistem “cloud
computing” merupakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Paket yang
dijanjikan adalah skala ekonomis yang menjanjikan dan fitur yang mampu
meningkat pelayanan lembaga. Isyu terbaru adalah sistem layanan “cloud
computing” kian bertambah banyak dan disediakan tanpa berbayar dan hanya
menggunakan teknologi Internet. Pengguna dari kalangan akademisi seperti dosen,
mahasiswa, staf dan penentu kebijakan dapat memanfaatkan sistem “cloud
computing” dengan mengakses dari web browser yang telah disediakan. Layanan
yang ditawarkan dapat dianggap murah atau bahkan bebas untuk pendidikan. Dalam
berbagai hal bahkan ketersediaan layanan lebih tinggi dan lebih baik daripada
yang dapat diberikan oleh Perguruan Tinggi .
Desain besar telah diimplementasikan
oleh penyedia layanan internet. Kecenderungan teknologi masa depan mulai
mengarah pada sebagian besar layanan pendidikan, belajar dan pembelajaran akan
diselenggarakan melalui “ cloud computing” . Institusi sebagai bagian dari
dunia global tidak lagi menjadi tuan rumah pusat data mereka sendiri
dikarenakan dengan investasi perangkat keras yang mahal , tagihan listrik yang
membengkak, gaji pengelola dan banyaknya fitur yang jarang dimanfaatkan
sepenuhnya.
Perkembangan sistem “cloud computing”
merupakan mahakarya untuk mewujudkan globalisasi sesungguhnya.
3. PAKET
LAYANAN PADA SISTEM CLOUD COMPUTING
Sistem “ cloud computing” yang ditawarkan oleh berbagai
pihak penyedia layanan internet memiliki beberapa paket. Sebagian diantara
paket-paket tersebut adalah:
a. Pengendalian Jarak Jauh terhadap
Pusat data
Layanan pada sistem “Cloud computing” yang disampaikan melalui Internet dari pusat data yang memiliki spesifikasi tinggi dibangun di lokasi yang jauh dari pengguna dan institusi Perguruan Tinggi . Para penyedia server telah memiliki fitur yang telah mereka investasikan berupa sistem pendingin terbaru dan teknik optimasi layanan. Jika investasi ini dilakukan oleh perguruan tinggi, akan membebani sistem anggaran secara signifikan. Pusat-pusat data yang dikembangkan oleh penyedia layanan berada pada lokasi yang dekat sumber listrik murah. Bahkan lokasi pusat data tidak selalu diketahui pengguna, meskipun dalam beberapa kasus pengguna membutuhkan layanan yang berlokasi di negara-negara tertentu karena data undang-undang perlindungan. Penyedia layanan menyediakan hak akses dan pengendalian terhadap data yang tersimpan melalui sistem “cloud computing”
b.
Swakelola layanan sesuai kebutuhan
Fitur layanan utama seperti penyimpanan data , pemrosesan, memori dan bandwidth dibagi secara proporsional terhadap beberapa pengguna dan dapat dialokasikan secara dinamis hingga layanan dapat dialokasikan berdasarkan pada permintaan. Komponen perangkat keras yang disediakan oleh penyedia layanan dapat diganti tanpa berdampak pada layanan belajar, pembelajaran, kinerja atau bahkan ketersediaan ruang baru. Pengelolaan terhadap data yang tersebar di beberapa pusat data dalam kategori aman karena penyedia layanan memberikan jaminan keamanan dan ketahanan dengan sistem terbaru.
Fitur layanan utama dari sistem
“cloud computing” adalah elastis dan cepat. Faktor ini memungkinkan
pengelola perguruan tinggi maupun akademisi yang menggunakan sistem
“cloud computing” secara mendadak melakukan permintaan layanan. Sistem “cloud
computing” yang telah dimplementasikan hingga saat ini telah memberikan
kesan bahwa pengelolaan layanan yang terukur namun mampu menyediakan layanan
tidak terhingga kepada para pengguna. Penjelasan yang termudah adalah Jika
Perguruan Tinggi dan pengguna akademisi ingin meningkatkan penggunaan secara
mendadak harus ada, maka tidak perlu mengajukan atau membeli perangkat keras
tambahan yang bisa memakan waktu berminggu-minggu dan kemudian dapat
dimanfaatkan secara maksimal.
Pengelolaan alokasi anggaran
merupakan isyu paling menarik dalam penggunaan sistem “cloud computing”. Jika
dalam sistem “cloud computing” membutuhkan alokasi anggaran, maka pengguna
hanya membayar untuk layanan yang digunakan. Penyedia layanan akan menanggung
biaya hardware dan penyediaan perangkat lunak. Pada beberapa fitur yang
disediakan pada sistem “cloud computing”, menggunakan fitur-fitur tidak
berbayar. Sehingga, Penyedia layanan akan menanggung sepenuhnya terhadap biaya
hardware dan penyediaan perangkat lunak.
Secara umum pengelolaan layanan oleh
pengguna dapat dilakukan secara swakelola. Pengguna dapat memutuskan
fitur-fitur apa yang digunakan , dan menambah atau mengurangi ini tanpa harus
mendiskusikan dengan penyedia layanan. Fasilitas pelaporan disediakan sehingga
pelanggan dapat memantau penggunaan fitur .
4.
IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING
Beberapa penyelenggara pendidikan bahkan Perguruan Tinggi yang telah menggunakan layanan belajar dan pembelajaran on-line, belum mengunakan sistem “cloud computing” secara optimal. Beberapa perguruan tinggi bahkan telah salah mengasumsikan terhadap sistem “cloud computing”. Asumsi terhadap sistem “cloud computing” adalah sebuah sistem dalam Internet yang tidak banyak memberikan dukungan terhadap proses belajar dan pembelajaran dan hanya memfasilitasi kegiatan yang tidak diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi bahkan kebingungan antara istilah Web 2.0 dan sistem “cloud computing” .
Gambar 1 Cloud Computing Jurusan Teknologi Pendidikan
Teori “cloud computing” memang belum
mendapatkan kesepakatan dalam pemahaman secara global. Hal tersebut juga
berlaku pada teknologi web 2.0. Blog, wiki, twitter, facebook dan lain-lain
merupakan teknologi yang dianggap sebagai aplikas Web 2.0. Aplikas teknologi
web 2.0 memungkinkan pengguna untuk mengubah isi dari halaman web dan
berinteraksi dengan orang lain melalui aplikasi sehingga tercipta kontruksi
informasi dan komunikasi 2 arah. Perangkat lunak web 2.0 dapat diselenggarakan
oleh Perguruan tinggi melalui intranet atau diakses secara umum melalui
Internet. Pada konteks ini, Web 2.0 dapat dianggap sebagai jenis aplikasi
tertentu sedangkan “cloud computing” adalah sistem yang memungkinkan beberapa
metode dalam berbagai aplikasi yang memungkinkan adanya aktivitas penyimpanan,
pemrosesan, pengelolaan, pengiriman .
Langkah menuju sistem “cloud computing”
pada perguruan tinggi dimulai dengan dengan memanfaatkan penyediaan email
mahasiswa. Layanan email adalah layanan mendasar, standar , dan dapat diberikan
dengan mudah oleh pihak penyelenggara layanan. Walaupun kedudukannya merupakan
aplikasi yang mendasar, email justru diklaim bukan merupakan inti, penting atau
mendesak untuk misi pendidikan nasional. Gmail, Ymail, Hotmail dll dalam
kenyataannya telah menawarkan layanan email gratis baik perorarangan maupun
kelembagaan untuk sektor pendidikan di seluruh negara. Tendensi berbagai
perusahaan menyediakan email adalah sebagai bagian dari pendukung aplikasi yang
lebih besar. Misalnya untuk mendaftarkan akun sebuah aplikasi yang ditawarkan.
Persusahaan Internasional yang peduli sangat konsisten dalam dunia pendidikan
adalah perusahaan google dengan Google Apps for Education dan Perusahaan
Microsoft melalui microsoft Live @ edu. Secara umum, sistem yang ditawarkan
adalah alat komunikasi seperti teknologi pesan yang dibuat secara instan
beserta pengelolaan sistem dan software aplikasi lainnya. Ada juga aplikasi
dokumen berupa pengolah kata, pengolah angka hingga presentasi dilengkapi
dengan fasilitas dari penyimpanan, pemrosesan hingga bagaimana penyampainnya,
Ruang penyimpanan sangat signifikan untuk seluruh dokumen dan dari semua jenis.
Layanan tersebut ditawarkan kepada pengguna dan bahkan dapat terus menggunakan
setelah mereka meninggalkan Perguruan Tinggi.
Banyak layanan yang diberikan secara
gratis kepada Perguruan Tinggi. Sejumlah keuntungan bagi perusahaan yang saat
ini bersaing untuk merebut pangsa pasar. Software aplikasi yang disediakan
didiskon dan bahkan tanpa berbayar untuk sektor pendidikan. Penyedia
layanan berusaha untuk membangun hubungan dengan Perguruan Tinggi yang
menyediakan sumberdaya manusia pada masa depan. Di samping itu mereka membangun
merek dan “loyalitas” penggunaan yang dapat menyebabkan penjualan terhadap
layanan lainnya.
Penggunaan lain terhadap sistem
“cloud computing” yang mulai muncul dalam perguruan tinggi adalah untuk hosting
sistem manajemen pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan LMS (Learning
Management System). Penyedia layanan LMS seperti Claroline, Blackboard, Dokeos,
Moodle dan lain-lain bahkan memberikan lisensi tidak berbayar kepada pihak
Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan pengguna aplikasi
5. CLOUD
COMPUTING PADA SISTEM PEMBELAJARAN
Sistem pembelajaran merupakan kekuatan utama pada lembaga pendidikan secara umum. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memiliki keragaman layanan dalam sistem pembelajaran. Trend layanan perguruan tinggi adalah layanan dengan tajuk “e-learning”. Berbagai versi aplikasi e-learning telah dimanfaatkan sebagai sarana dalam sistem pembelajaran. Nuansa e-learning mewarnai setiap teori, model bahkan hingga kajian-kajian diskusi dan penelitian. Sehingga e-learning merupakan aplikasi layanan unggulan dalam sebuah sistem pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Sistem pembelajaran modern tidak
bisa dimonopoli lembaga dan cenderung fleksibel terhadap jenis dan letak sumber
belajar. Perguruan Tinggi tidak mungkin menutup akses dua arah dengan penyedia
layanan di Internet. Bahkan entitas pengguna tidak hanya pada kalangan civitas
akademika. Sehingga “kesemrawutan” di era belajar telah diantisipasi oleh
sistem yang sangat besar yaitu “cloud computing”. Kekuatan yang luar biasa
telah muncul dan telah siap untuk diaplikasikan dalam sistem pembelajaran
Perguruan Tinggi.
6.
MEMANFAATKAN APLIKASI SEBAGAI MEDIA
PEMBELAJARAN
Aplikasi yang ditawarkan oleh
perusahaan google sangat banyak dan memiliki keunggulan yang patut
diperhitungkan. Jika sampai hari ini hanya mengenal google sebagai mesin
pencari berbasis web, maka dapat dikatakan sebuah kerugian besar. Ironisnya
banyak yang menggunakan aplikasi milik google tanpa menyadarinya. Sistem
Operasi “Android” dan penyimpanan video “Youtube” merupakan sebagian aplikasi
yang ditawarkan google dan diberikan “gratis”.
PENGERTIAN WEB COURSE
1) Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang
mana peserta didik
dan pengajar sepenuhnya terpisah dan
tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi,
penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya
disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem
jarak jauh.
2) Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar
jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui
internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi.
Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari
materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan
untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka,
peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang
telah dipelajari melalui internet tersebut.
3) Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan
kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk
memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar,
sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber
lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai
teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan
menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi
melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi
melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.
Pengertian Web Statis
1. Web Statis
Web statis adalah
website yang mana pengguna tidak bisa mengubah konten dari web tersebut secara
langsung menggunakan browser. Interaksi yang terjadi antara pengguna dan server
hanyalah seputar pemrosesan link saja. Halaman-halaman web tersebut tidak
memliki database, data dan informasi yang ada pada web statis tidak
berubah-ubah kecuali diubah sintaksnya. Dokumen web yang dikirim kepada client
akan sama isinya dengan apa yang ada di web server.
Contoh dari web statis
adalah web yang berisi profil perusahaan. Di sana hanya ada beberapa halaman
saja dan kontennya hampir tidak pernah berubah karena konten langsung diletakan
dalam file HTML saja.
PENGERTIAN HAND CALLED
Geometri tangan adalah
biometrik yang mengidentifikasi pengguna dengan bentuk tangan mereka. Pembaca
geometri tangan mengukur tangan pengguna sepanjang banyak dimensi dan
membandingkan pengukuran tersebut dengan pengukuran yang tersimpan dalam file.
Perangkat geometri
tangan yang layak telah diproduksi sejak awal 1980an, membuat geometri tangan
menjadi biometrik pertama untuk menemukan penggunaan komputer yang luas. Ini
tetap populer; Aplikasi umum meliputi kontrol akses dan operasi
time-and-attendance.
Karena geometri tangan
tidak dianggap unik seperti sidik jari, vena atau iris palem, sidik jari, vena
palm dan pengakuan iris tetap menjadi teknologi pilihan untuk aplikasi keamanan
tinggi. Geometri tangan sangat bisa diandalkan bila dikombinasikan dengan
bentuk identifikasi lainnya, seperti kartu identifikasi atau nomor identifikasi
pribadi. Pada populasi besar, geometri tangan tidak sesuai untuk aplikasi
satu-ke-banyak, di mana pengguna diidentifikasi dari biometriknya tanpa
identifikasi lainnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar