Sabtu, 03 Februari 2018

Jawaban UAS smstr 3 pai 3


               Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran

Ada beberapa jenis Media Pembelajaran, yaitu :
a.    Media audio antara lain: radio, alat perekam pita magnetic dan laboratorium bahasa.
b.    Media proyeksi antara lain: film bingkai, proyektor transparasi dan proyektor tak tembus pandang.
c.    Media tiga dimensi (3D).
d.   Media berbasis manusia.
e.    Media visual.
f.     Media audio-visual.
g.    Media komputer.
h.    Media cetak.
Kelebihan dan Kekurangan Jenis-jenis Media Pembelajaran:
a.       Media Audio
1). Radio
Kelebihannya:
a.    Dapat memusatkan perhatian dan mempertahankan pemusatan perhatian.
b.    Harga relatif murah.
c.    Sifatnya mudah dipindahkan.
d.   Bisa mengatasi masalah waktu jika digunakan bersama-sama.
e.    Dapat mengembangkan daya imajinasi anak.
f.     Dapat merangsang partisipasi aktif.
g.    Dapat memusatkan perhatian siswa.
Kekurangannya:
a.  Sifat komunikasinya satu arah.
b.  Biasanya siaran disentralisasikan sehingga guru tidak dapat mengontrol.
c.  Penjadwalan pelajaran dan siaran sering menimbulkan masalah.
2). Alat perekam pita magnetic
Kelebihannya:
a.    Memiliki fungsi ganda yang efektif untuk merekam menampilkan rekaman dan menghapusnya.
b.    Pita rekam dapat diputar berulang-ulang.
c.    Rekaman dapat dihapus secara otomatis.
d.   Pita rekam dapat digunakan sesuai jadwal yang ada.
e.    Program kaset memberikan efisiensi dalam pembelajaran bahasa.
Kekurangannya:
a.   Daya jangkau terbatas.
b.  Dari segi biaya pengadaan bila untuk sasaran yang banyak menjadi lebih mahal.
b.      Media Visual
Kelebihannya:
a). Meningkatkan keefektifan pencapaian tujuan pengajaran..
b). Memungkinkan terjadinya proses pengajaran yang lebih mudah dan cepat.
c). Memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan.
d). Dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.
   Kekurangannya:
a). Memerlukan pengamatan yang ekstra hati-hati.
b). Pesan atau informasi yang panjang/rumit mengharuskan untuk membagi ke dalam beberapa bahan visual yang mudah dibaca dan mudah dipahami.
c). Perlu adanya keterpaduan yang mengacu kepada hubungan yang terdapat diantara elemen-elemen visual sehingga ketika diamati akan berfungsi secara bersama-sama.
c.       Media Audio-Visual
Kelebihannya:
a). Menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa.
b). Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah.
c). Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan menarik karena dua unsur media, yaitu audio dan visual.
Kekurangannya:
a). Terlalu menekankan pada penguasaan materi daripada proses pengembangannya dan tetap memandang materi audio visual sebagai alat bantu guru dalam proses pembelajaran.
d.      Media Komputer
Kelebihannya:
a). Sebagai peranan supervisi dan meringankan beban pendidik terhadap berbagai tanggug jawab managerial yang memakan waktu.
b). Memungkinkan siswa untuk belajar lebih lama dan dapat mengungkapkan berbagai kebutuhan khusus siswa.
c). Kendali berada di tangan siswa, sehingga tingkat kecepatan belajara siswa dapat disesuaikan dengan tingkat penguasaannya.
d). Dapat berhubungan dan mengendalikan peralatan lain seperti compact disc video tape dan lain-lain
Kekurangannya:
a). Meskipun harga perangkat keras komputer cenderung semakin menurun (murah) namun pengembangan perangkat lunaknya masih relatif mahal.
b). Untuk menggunakan komputer diperlukan pengetahuan dan keterampilan khusus tentang komputer.
c). Keragaman model komputer (hardware) sering menyebabkan program (software) yang tersedia untuk satu model tidak cocok dengan model yang lainnya.



FUNGSI LABORATORIUM

Menurut Sukarso (2005), secara garis besar laboratorium dalam proses pendidikan adalah sebagai berikut:
1.      Sebagai tempat untuk berlatih mengembangkan keterampilan intelektual melalui kegiatan pengamatan, pencatatan dan pengkaji gejala-gejala alam.
2.      Mengembangkan keterampilan motorik siswa. Siswa akan bertambah keterampilannya dalam mempergunakan alat-alat media yang tersedia untuk mencari dan menemukan kebenaran.
3.      Memberikan dan memupuk keberanian untuk mencari hakekat kebenaran ilmiah dari sesuatu objek dalam lingkungn alam dan sosial.
4.      Memupuk rasa ingin tahu siswa sebagai modal sikap ilmiah seseorang calon ilmuan.
5.      Membina rasa percaya diri sebagai akibat keterampilan dan pengetahuan atau penemuan yang diperolehnya.
Lebih jauh dijelaskan dalam Anonim (2003), bahwa fungsi dari laboratorium adalah sebagai berikut :
1.      Laboratorium sebagai sumber belajar
Tujuan pembelajaran fisika dengan banyak variasi dapat digali, diungkapkan, dan dikembangkan dari laboratorium. Laboratorium sebagai sumber untuk memecahkan masalah atau melakukan percobaan. Berbagai masalah yang berkaitan dengan tujuan pembelajaran terdiri dari 3 ranah yakni: ranah pengetahuan, ranah sikap, dan ranah keterampilan/afektif.
2.      Laboratorium sebagai metode pembelajaran
Di dalam laboratorium terdapat dua metode dalam pembelajaran yakni metode percobaan dan metode pengamatan
3.      Laboratorium sebagai prasarana pendidikan
Laboratorium sebagai prasarana pendidikan atau wadah proses pembelajaran. Laboratorium terdiri dari ruang yang dilengkapi dengan berbagai perlengkapan dengan bermacam-macam kondisi yang dapat dikendalikan, khususnya peralatan untuk melakukan percobaan.
A.      Peranan Laboratorium Sekolah
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru fisika sangat dituntut dalam kreatifitas membuat alat-alat sederhana yang mampu menjelaskan teori dan konsep fisika, sesuai dengan peralatan yang ada dan kondisi daerahnya agar tervisualisasi sehingga mudah dipahami dan dimengerti siswanya. Untuk itu peranan laboratorium fisika menjadi sangat penting, karena laboratorium merupakan pusat proses belajar mengajar untuk mengadakan percobaan, penyelidikan atau penelitian
Adapun peranan laboratorium sekolah antara lain :
1.      Laboratorium sekolah sebagai tempat timbulnya berbagai masalah sekaligus sebagai tempat untuk memecahkan masalah tersebut.
2.      Laboratorium sekolah sebagai tempat untuk melatih keterampilan serta kebiasaan menemukan suatu masalah dan sikap teliti.
3.      Laboratorium sekolah sebagai tempat yang dapat mendorong semangat peserta didik untuk memperdalam pengertian dari suatu fakta yang diselidiki atau diamatinya.
4.      Laboratorium sekolah berfungsi pula sebagai tempat untuk melatih peserta didik bersikap cermat, bersikap sabar dan jujur, serta berpikir kritis dan cekatan.
5.      Laboratorium sebagai tempat bagi para peserta didik untuk mengembangkan ilmu pengetahuannya (Emha, 2002).

B.       Pengelolaan Laboratorium
Selama ini pengelolaan laboratorium sekolah belum dapat dilakukan sebagaimana mestinya. Bahkan terkesan ruang laboratorium yang dibangun tidak berfungsi. Tidak sedikit ruangan yang dibangun bagi kegaiatan laboratorium sekolah ada yang berubah.



MEDIA PEMBELAJARAN

             Media dan teknologi telah diasumsikan berbagai kalangan sebagai perangkat yang membutuhkan teknologi tinggi. Orang-orang yang bekerja dengan teknologi pendidikan memiliki kegemaran membuat inovasi, dan selalu melaksanakan inovasinya ke dalam media pembelajaran di lingkungan pembelajarannya. Ketika lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran telah pada fese lembaga yang mengimplementasikan  media, hal yang baik adalah lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran tidak ada lagi kebutuhan untuk memotivasi orang untuk menggunakannya. Tantangan lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran ke depan justru bagaimana untuk memotivasi orang untuk menggunakan media secara efektif dan efisien. Media tidak hanya akan mengubah cara pebelajar mau belajar, tetapi juga akan mengubah cara pendidik dan pengajar berpikir tentang mengajar dan belajar.
             Teknologi baru kan membuat budaya baru. Media dan teknologi penuh dengan potensi kreatif dan pada saat yang sama dengan juga memiliki potensi penyalahgunaan dan bahkan “pelecehan”. Kehadiran terlihat dari teknologi dalam sebuah lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran tidak selalu menguntungkan mayoritas pebelajar dan meningkatkan pembelajaran. Hanya dengan paparan media dan teknologi saja untuk peserta pebelajar tidak cukup. Tidak ada jaminan bahwa belajar akan berlangsung dengan baik hanya dengan media pembelajaran.
Media seharusnya tidak untuk digunakan hanya tambahan dalam proses belajar dan pembelajaran. Pengguna media pembelajaran harus mampu mengeksplorasi kekuatan dan potensi media pembelajaran sehingga proses belajar dan pembelajaran menjadi yang sangat berharga. Penggunaan media harus menjadi faktor utama dalam kualitas pembelajaran. Penggunaaan media dan teknologi pembelajaran secara efektif dan efisien merupakan tantangan dan peluang bagi pendidik dan pengajar. Jika efektifitas dan efisiensi tidak dihiraukan, maka hukum dasar yang berlaku untuk penerapan media dan teknologi untuk belajar dan pembelajaran yaitu media dan teknologi pembelajaran tidak mengurangi biaya atau meningkatkan hasil bagi siapapun.
1.         MEDIA PEMBELAJARAN BERPUSAT PADA PEBELAJAR
      Tekanan dari berbagai pihak semakin meningkat kepada pendidik dan pengajar untuk memasukkan media pembelajaran dengan teknologi email, web dan multimedia – ke dalam program mereka dan praktek mengajar. Akibatnya pendidik perlu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru dalam desain dan produksi sumber daya multimedia. Ada kebutuhan yang berkembang bagi pendidik untuk memahami proses desain media serta proses desain pendidikan. Namun kerangka desain pembelajaran dalam literatur tampaknya tidak mengakui proses yang mapan desain media pembelajaran. Apapun bisa berubah kecuali yang tetap adalah perubahan itu sendiri
Pendidik dan pengajar harus semakin menyadari awal dari pergeseran paradigma penggunaan media pembelajaran adalah konteks, peran, pengiriman dan pola pendanaan pendidikan dan pembelajaran. Pertumbuhan baik jumlah maupun jenis media meningkat seperti garis eksponensial dalam penggunaan internet, khususnya web sejak tahun 1995 dengan kemampuannya untuk berkomunikasi beberapa media informasi – teks, gambar, audio, animasi, video – interaktif dan sekarang telah menjadi cara instan untuk melintasi batas-batas Negara. Toffler (1990) menegaskan pengamatannya bahwa “apa yang terjadi adalah munculnya sistem yang sama baru yang menyediakankekayaan pada komunikasi instan, data, ide, dan symbol dll “.
Media pembelajaran baru memungkinkan perubahan praktik pendidikan dan pembelajaran dengan cara yang sering digambarkan sebagai “komunikasi fleksibel”, “belajar fleksibel” dan “mediasi belajar”. Sumber daya yang cukup menawarkan pembelajaran dalam mode fleksibel untuk lebih pebelajar. 
Sebuah alasan yang umum adalah bahwa fleksibel berbasis internet adalah di mana saja dan kapan saja, pembelajaran harus ditawarkan oleh lembaga yang
memberikan layanan pendidikan dan pembelajaran dengan tanpa batas untuk mempertahankan posisi pendidik dan pengajar. Posisi tersebut berkaitan dengan memiliki relevansi di pasar global dan keberagaman fasilitas pada lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran sebagai penyedia yang kompetitif.
Metodologi industri yang berkembang saat ini adalah bagaimana informasi dibuat, diakses, disampaikan, dan digunakan dalam konteks kehidupan yang cepat berubah. Dede (1996) berpendapat bahwa “untuk berhasil mempersiapkan pebelajar sebagai warga Negara yang produktif, pendidik dan pengajar harus memasukkan ke dalam pengalaman kurikulum dengan menciptakan dan memanfaatkan bentuk-bentuk media pembelajaran dengan ekspresi baru, seperti multimedia. Keterampilan inti untuk tempat kerja saat ini tidak hanya “mencari makan saja”, tapi pekerjaan membutuhkan penyaringan sejumlah besar informasi yang masuk, kemudian mengelola informasi dan bermuara dalam mengeksekusi kebijakan atau tindakan berdasarkan informasi. Sehingga konteks ini bersifat memperluas definisi media pembelajaran yang bersifat tradisional dan retorika agar menjadi pengalaman berpusat pebelajar dengan berinteraksi dengan informasi sangat penting untuk mempersiapkan pebelajar untuk berpartisipasi penuh dalam masyarakat abad ini.
Kurikulum pendidikan terus berubah dari informasi teks yang berpusat pada guru dan ujian tertulis dan perangkat laiinya telah berubah dengan memposisikan pebelajar sebagai peserta aktif dalam proses pencarian, pengorganisasian, analisis, menerapkan dan menyajikan beberapa media informasi dengan cara baru untuk mengatasi masalah dan menyelesaikan serangkaian masalah. Hasil belajar bukan dalam bentuk ukuran nilai. Hasil belajar merupakan kapasitas pebelajar untuk menangani secara independen dengan informasi baru dalam berbagai konteks dalam berbagai bentuk dengan menggunakan berbagai media pebelajar.
Pebelajar bijaksana di era sekarang akan mencari dan bersedia membayar biaya pembelajaran yang mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang membutuhkan informasi untuk menjadi pengusaha bukan sebagai pekerja. Berbagai Universitas dan entitas virtual lainnya (di dunia maya) mulai memberikan penawaran kualitas dan akan mengambil alih pebelajar dari lembaga penyelenggara pendidikan dan pembelajaran yang masih bersifat tradisional.
Tuntutan budaya, politik, ekonomi dan kelembagaan yang meningkat telah  menuntut pendidik dan pengajar untuk memanfaatkan media komunikasi baru melalui email, web dan multimedia dalam kaitannya dengan belajar dan pembelajaran. Kurikulum yang fleksibel berkembang menjadi pengalaman dimediasi jika dikembangkan dan dimoderatori oleh fasilitator pendidik dan pengajar yang handal. Ada kebutuhan yang sangat nyata bagi pendidik dan pengajar untuk memahami proses desain media generik dan untuk mengembangkan keterampilan dalam menghasilkan sumber daya multiple-media pembelajaran.
2.    PERGURUAN TINGGI DAN PENYEDIA LAYANAN DI INTERNET
        Perguruan Tinggi di seluruh dunia sebagian besar mulai tergantung pada teknologi informasi dan komunikasi untuk melayani kebutuhan kegiatan belajar dan pembelajaran. (Wing Lai : 2011) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mendukung pergeseran praktek-praktek budaya dalam proses belajar mengajar di perguruan tinggi. Penggunaan teknologi informasi juga untuk lebih memenuhi kebutuhan abad ke-21 pengguna dari kalangan akademisi pendidikan tinggi. Teknologi informasi dan komunikasi digital dapat memberikan pengalaman belajar lebih aktif dan fleksibel dengan mengadopsi pendekatan pedagogis partisipatif dan dengan memadukan pembelajaran formal dengan pembelajaran informal. Berbagai keunggulan dan kekurangan merupakan paket yang dirasakan sebagai resiko penggunaan teknologi.  Salah satu paket tersebut adalah pengadaan dan pemeliharaan berbagai hardware dan software secara khusus memerlukan investasi berkelanjutan dan keterampilan sumber daya untuk mendukung keberlangsungan teknologi.
Negara berkembang di kawasan Asia Tenggara semakin menyadari peran penting Perguruan Tinggi dalam meningkatkan sumber daya melalui penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi. (Hong dan Songan: 2011) Sistem pendidikan tinggi di wilayah Asia Tenggara semakin memanfaatkan TIK dalam menangani tantangan yang timbul. Adapun tantangannya adalah 1) apa dan bagaimana siswa belajar, 2) kapan dan di mana mahasiswa belajar, dan 3) cara-cara untuk mengurangi biaya pendidikan. Negara-negara di Asia Tenggara berada pada tahap perkembangan yang berbeda dengan negara maju dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan di Perguruan Tinggi. Dengan demikian, berbagi pengalaman dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam pendidikan tinggi sangat penting bagi dosen dan pengelola yang berada di garis depan pengintegrasian Teknologi Informasi dan Komunikasi dengan aktifitas belajar dan pembelajaran.
Teknologi pada sistem “cloud computing” merupakan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi. Paket yang dijanjikan adalah skala ekonomis yang menjanjikan dan fitur yang mampu meningkat pelayanan lembaga. Isyu terbaru adalah sistem layanan “cloud computing” kian bertambah banyak dan disediakan tanpa berbayar dan hanya menggunakan teknologi Internet. Pengguna dari kalangan akademisi seperti dosen, mahasiswa, staf dan penentu kebijakan dapat memanfaatkan sistem “cloud computing” dengan mengakses dari web browser yang telah disediakan. Layanan yang ditawarkan dapat dianggap murah atau bahkan bebas untuk pendidikan. Dalam berbagai hal bahkan ketersediaan layanan lebih tinggi dan lebih baik daripada yang dapat diberikan oleh Perguruan Tinggi .

Desain besar telah diimplementasikan oleh penyedia layanan internet. Kecenderungan teknologi masa depan mulai mengarah pada sebagian besar layanan pendidikan, belajar dan pembelajaran akan diselenggarakan melalui “ cloud computing” . Institusi sebagai bagian dari dunia global tidak lagi menjadi tuan rumah pusat data mereka sendiri dikarenakan dengan investasi perangkat keras yang mahal , tagihan listrik yang membengkak, gaji pengelola dan banyaknya fitur yang jarang dimanfaatkan sepenuhnya.
 Perkembangan sistem “cloud computing” merupakan mahakarya untuk mewujudkan globalisasi sesungguhnya.
3.    PAKET LAYANAN PADA SISTEM CLOUD COMPUTING
Sistem “ cloud computing” yang ditawarkan oleh berbagai pihak penyedia layanan internet memiliki beberapa paket. Sebagian diantara paket-paket tersebut adalah:
a.    Pengendalian Jarak Jauh terhadap Pusat data

Layanan pada sistem “Cloud computing” yang disampaikan melalui Internet dari pusat data yang memiliki spesifikasi tinggi dibangun di lokasi yang jauh dari pengguna dan institusi Perguruan Tinggi . Para penyedia server telah memiliki fitur yang telah mereka investasikan berupa sistem pendingin terbaru dan teknik optimasi layanan. Jika investasi ini dilakukan oleh perguruan tinggi, akan membebani sistem anggaran secara signifikan. Pusat-pusat data yang dikembangkan oleh penyedia layanan berada pada lokasi yang dekat sumber listrik murah. Bahkan lokasi pusat data tidak selalu diketahui pengguna, meskipun dalam beberapa kasus pengguna membutuhkan layanan yang berlokasi di negara-negara tertentu karena data undang-undang perlindungan. Penyedia layanan menyediakan hak akses dan pengendalian terhadap data yang tersimpan melalui sistem “cloud computing”
b.    Swakelola layanan sesuai kebutuhan

Fitur layanan utama seperti penyimpanan data , pemrosesan, memori dan bandwidth dibagi secara proporsional terhadap beberapa pengguna dan dapat dialokasikan secara dinamis hingga layanan dapat dialokasikan berdasarkan pada permintaan. Komponen perangkat keras yang disediakan oleh penyedia layanan dapat diganti tanpa berdampak pada layanan belajar, pembelajaran, kinerja atau bahkan ketersediaan ruang baru. Pengelolaan terhadap data yang tersebar di beberapa pusat data dalam kategori aman karena penyedia layanan memberikan jaminan keamanan dan ketahanan dengan sistem terbaru.
Fitur layanan utama dari sistem “cloud computing” adalah elastis dan cepat. Faktor ini memungkinkan pengelola  perguruan tinggi maupun akademisi yang menggunakan sistem “cloud computing” secara mendadak melakukan permintaan layanan. Sistem “cloud computing”  yang telah dimplementasikan hingga saat ini telah memberikan kesan bahwa pengelolaan layanan yang terukur namun mampu menyediakan layanan tidak terhingga kepada para pengguna. Penjelasan yang termudah adalah Jika Perguruan Tinggi dan pengguna akademisi ingin meningkatkan penggunaan secara mendadak harus ada, maka tidak perlu mengajukan atau membeli perangkat keras tambahan yang bisa memakan waktu berminggu-minggu dan kemudian dapat dimanfaatkan secara maksimal.
Pengelolaan alokasi anggaran merupakan isyu paling menarik dalam penggunaan sistem “cloud computing”. Jika dalam sistem “cloud computing” membutuhkan alokasi anggaran, maka pengguna hanya membayar untuk layanan yang digunakan. Penyedia layanan akan menanggung biaya hardware dan penyediaan perangkat lunak. Pada beberapa fitur yang disediakan pada sistem “cloud computing”, menggunakan fitur-fitur tidak berbayar. Sehingga, Penyedia layanan akan menanggung sepenuhnya terhadap biaya hardware dan penyediaan perangkat lunak.
Secara umum pengelolaan layanan oleh pengguna dapat dilakukan secara swakelola. Pengguna dapat memutuskan fitur-fitur apa yang digunakan , dan menambah atau mengurangi ini tanpa harus mendiskusikan dengan penyedia layanan. Fasilitas pelaporan disediakan sehingga pelanggan dapat memantau penggunaan fitur .
4.    IMPLEMENTASI CLOUD COMPUTING

               Beberapa penyelenggara pendidikan bahkan Perguruan Tinggi yang telah menggunakan layanan belajar dan pembelajaran on-line, belum mengunakan sistem “cloud computing” secara optimal.  Beberapa perguruan tinggi bahkan telah salah mengasumsikan terhadap sistem “cloud computing”. Asumsi terhadap sistem “cloud computing” adalah sebuah sistem dalam Internet yang tidak banyak memberikan dukungan terhadap proses belajar dan pembelajaran dan hanya memfasilitasi kegiatan yang tidak diselenggarakan oleh Perguruan Tinggi. Perguruan tinggi bahkan kebingungan antara istilah Web 2.0 dan sistem “cloud computing” .
Description: http://teknologipendidikan.org/wp-content/uploads/2017/08/makalah3gambar1-300x169.jpg
Gambar 1 Cloud Computing Jurusan Teknologi Pendidikan
Teori “cloud computing” memang belum mendapatkan kesepakatan dalam pemahaman secara global. Hal tersebut juga berlaku pada teknologi web 2.0. Blog, wiki, twitter, facebook dan lain-lain merupakan teknologi yang dianggap sebagai aplikas Web 2.0. Aplikas teknologi web 2.0 memungkinkan pengguna untuk mengubah isi dari halaman web dan berinteraksi dengan orang lain melalui aplikasi sehingga tercipta kontruksi informasi dan komunikasi 2 arah. Perangkat lunak web 2.0 dapat diselenggarakan oleh Perguruan tinggi melalui intranet atau diakses secara umum melalui Internet. Pada konteks ini, Web 2.0 dapat dianggap sebagai jenis aplikasi tertentu sedangkan “cloud computing” adalah sistem yang memungkinkan beberapa metode dalam berbagai aplikasi yang memungkinkan adanya aktivitas penyimpanan, pemrosesan, pengelolaan, pengiriman .
Langkah menuju sistem “cloud computing” pada perguruan tinggi dimulai dengan dengan memanfaatkan penyediaan email mahasiswa. Layanan email adalah layanan mendasar, standar , dan dapat diberikan dengan mudah oleh pihak penyelenggara layanan. Walaupun kedudukannya merupakan aplikasi yang mendasar, email justru diklaim bukan merupakan inti, penting atau mendesak untuk misi pendidikan nasional. Gmail, Ymail, Hotmail dll dalam kenyataannya telah menawarkan layanan email gratis baik perorarangan maupun kelembagaan untuk sektor pendidikan di seluruh negara. Tendensi berbagai perusahaan menyediakan email adalah sebagai bagian dari pendukung aplikasi yang lebih besar. Misalnya untuk mendaftarkan akun sebuah aplikasi yang ditawarkan. Persusahaan Internasional yang peduli sangat konsisten dalam dunia pendidikan adalah perusahaan google dengan Google Apps for Education dan Perusahaan Microsoft melalui microsoft Live @ edu. Secara umum, sistem yang ditawarkan adalah alat komunikasi seperti teknologi pesan yang dibuat secara instan beserta pengelolaan sistem dan software aplikasi lainnya. Ada juga aplikasi dokumen berupa pengolah kata, pengolah angka hingga presentasi dilengkapi dengan fasilitas dari penyimpanan, pemrosesan hingga bagaimana penyampainnya, Ruang penyimpanan sangat signifikan untuk seluruh dokumen dan dari semua jenis. Layanan tersebut ditawarkan kepada pengguna dan bahkan dapat terus menggunakan setelah mereka meninggalkan Perguruan Tinggi.
Banyak layanan yang diberikan secara gratis kepada Perguruan Tinggi. Sejumlah keuntungan bagi perusahaan yang saat ini bersaing untuk merebut pangsa pasar. Software aplikasi yang disediakan didiskon dan bahkan tanpa berbayar untuk sektor pendidikan.  Penyedia layanan berusaha untuk membangun hubungan dengan Perguruan Tinggi yang menyediakan sumberdaya manusia pada masa depan. Di samping itu mereka membangun merek dan “loyalitas” penggunaan yang dapat menyebabkan penjualan terhadap layanan lainnya.
Penggunaan lain terhadap sistem “cloud computing” yang mulai muncul dalam perguruan tinggi adalah untuk hosting sistem manajemen pembelajaran atau yang lebih dikenal dengan LMS (Learning Management System). Penyedia layanan LMS seperti Claroline, Blackboard, Dokeos, Moodle dan lain-lain bahkan memberikan lisensi tidak berbayar kepada pihak Perguruan Tinggi atau lembaga pendidikan pengguna aplikasi
5.      CLOUD COMPUTING PADA SISTEM PEMBELAJARAN

             Sistem pembelajaran merupakan kekuatan utama pada lembaga pendidikan secara umum. Perguruan tinggi merupakan lembaga pendidikan tinggi yang memiliki keragaman layanan dalam sistem pembelajaran. Trend layanan perguruan tinggi adalah layanan dengan tajuk “e-learning”. Berbagai versi aplikasi e-learning telah dimanfaatkan sebagai sarana dalam sistem pembelajaran. Nuansa e-learning mewarnai setiap teori, model bahkan hingga kajian-kajian diskusi dan penelitian. Sehingga e-learning merupakan aplikasi layanan unggulan dalam sebuah sistem pembelajaran di Perguruan Tinggi.
Sistem pembelajaran modern tidak bisa dimonopoli lembaga dan cenderung fleksibel terhadap jenis dan letak sumber belajar. Perguruan Tinggi tidak mungkin menutup akses dua arah dengan penyedia layanan di Internet. Bahkan entitas pengguna tidak hanya pada kalangan civitas akademika. Sehingga “kesemrawutan” di era belajar telah diantisipasi oleh sistem yang sangat besar yaitu “cloud computing”. Kekuatan yang luar biasa telah muncul dan telah siap untuk diaplikasikan dalam sistem pembelajaran Perguruan Tinggi.
6.      MEMANFAATKAN APLIKASI SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN

Aplikasi yang ditawarkan oleh perusahaan google sangat banyak dan memiliki keunggulan yang patut diperhitungkan. Jika sampai hari ini hanya mengenal google sebagai mesin pencari berbasis web, maka dapat dikatakan sebuah kerugian besar. Ironisnya banyak yang menggunakan aplikasi milik google tanpa menyadarinya. Sistem Operasi “Android” dan penyimpanan video “Youtube” merupakan sebagian aplikasi yang ditawarkan google dan diberikan “gratis”.



PENGERTIAN WEB COURSE


1)   Web course adalah penggunaan internet untuk keperluan pendidikan, yang mana peserta didik dan pengajar sepenuhnya terpisah dan tidak diperlukan adanya tatap muka. Seluruh bahan ajar, diskusi, konsultasi, penugasan, latihan, ujian, dan kegiatan pembelajaran lainnya sepenuhnya disampaikan melalui internet. Dengan kata lain model ini menggunakan sistem jarak jauh.
2)   Web centric course adalah penggunaan internet yang memadukan antara belajar jarak jauh dan tatap muka (konvensional). Sebagian materi disampikan melalui internet, dan sebagian lagi melalui tatap muka. Fungsinya saling melengkapi. Dalam model ini pengajar bisa memberikan petunjuk pada siswa untuk mempelajari materi pelajaran melalui web yang telah dibuatnya. Siswa juga diberikan arahan untuk mencari sumber lain dari situs-situs yang relevan. Dalam tatap muka, peserta didik dan pengajar lebih banyak diskusi tentang temuan materi yang telah dipelajari melalui internet tersebut.
3)   Web enhanced course adalah pemanfaatan internet untuk menunjang peningkatan kualitas pembelajaran yang dilakukan di kelas. Fungsi internet adalah untuk memberikan pengayaan dan komunikasi antara peserta didik dengan pengajar, sesama peserta didik, anggota kelompok, atau peserta didik dengan nara sumber lain. Oleh karena itu peran pengajar dalam hal ini dituntut untuk menguasai teknik mencari informasi di internet, membimbing mahasiswa mencari dan menemukan situs-situs yang relevan dengan bahan pembelajaran, menyajikan materi melalui web yang menarik dan diminati, melayani bimbingan dan komunikasi melalui internet, dan kecakapan lain yang diperlukan.

Pengertian Web Statis
1. Web Statis
Web statis adalah website yang mana pengguna tidak bisa mengubah konten dari web tersebut secara langsung menggunakan browser. Interaksi yang terjadi antara pengguna dan server hanyalah seputar pemrosesan link saja. Halaman-halaman web tersebut tidak memliki database, data dan informasi yang ada pada web statis tidak berubah-ubah kecuali diubah sintaksnya. Dokumen web yang dikirim kepada client akan sama isinya dengan apa yang ada di web server.

Contoh dari web statis adalah web yang berisi profil perusahaan. Di sana hanya ada beberapa halaman saja dan kontennya hampir tidak pernah berubah karena konten langsung diletakan dalam file HTML saja.

PENGERTIAN HAND CALLED
Geometri tangan adalah biometrik yang mengidentifikasi pengguna dengan bentuk tangan mereka. Pembaca geometri tangan mengukur tangan pengguna sepanjang banyak dimensi dan membandingkan pengukuran tersebut dengan pengukuran yang tersimpan dalam file.
Perangkat geometri tangan yang layak telah diproduksi sejak awal 1980an, membuat geometri tangan menjadi biometrik pertama untuk menemukan penggunaan komputer yang luas. Ini tetap populer; Aplikasi umum meliputi kontrol akses dan operasi time-and-attendance.


Karena geometri tangan tidak dianggap unik seperti sidik jari, vena atau iris palem, sidik jari, vena palm dan pengakuan iris tetap menjadi teknologi pilihan untuk aplikasi keamanan tinggi. Geometri tangan sangat bisa diandalkan bila dikombinasikan dengan bentuk identifikasi lainnya, seperti kartu identifikasi atau nomor identifikasi pribadi. Pada populasi besar, geometri tangan tidak sesuai untuk aplikasi satu-ke-banyak, di mana pengguna diidentifikasi dari biometriknya tanpa identifikasi lainnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar